
Kata Kunci: Sampah organik, lindi, kompos, bioaktivator
Peneliti: Eka Masrifatus Anifah S.T., M.Sc., Muhammad Ma'arij Harfadli, S.T., M.T., Cut Keumala Banaget, S.T., M.T.
Kampus Institut Teknologi Kalimantan menerima ratusan mahasiswa setiap tahunnya. Seiring dengan meningkatnya jumlah mahasiswa, maka meningkat juga jumlah sampah yang dihasilkan nantinya. Hal tersebut tentu akan memberikan beban yang lebih tinggi terhadap lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian Harfadli dkk (2018), sampah sisa makanan merupakan komponen yang terbesar yaitu sebesar 54% dari total jumlah timbulan sampah yang dihasilkan. Sampah sisa makanan merupakan sampah organik. Sampah yang menumpuk tentunya akan berdampak yang kurang baik bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Penumpukan dapat dihindari dengan mengolah kembali sampah yang dihasilkan. Salah satu jenis pengolahan sampah organik, yaitu dengan pengomposan. Berdasarkan data timbulan dan volume sampah, dapat diketahui nilai densitas sampah organik yaitu 193,83 kg/m3 (harfadli dkk, 2018). Menurut Rynk dkk dalam Rini (2016) menyatakan densitas optimal untuk pengomposan yaitu kurang dari 625,6 kg/m3. Sehingga sampah organik Kampus ITK telah memenuhi ketentuan densitas optimal untuk pengomposan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi bioaktivator air lindi dan menganalisis kualitas dari kompos sampah organik (sisa makanan) yang dihasilkan berdasarkan parameter unsur hara: kandungan karbon (C-organik), nitrogen (N-total), rasio C/N, phospor, kalium, kadar air, suhu, pH, penyusutan dan karakteristik fisik kompos. Metode yang digunakan adalah pengomposan semi aerobik. Volume sampah organik yang dimasukkan ke dalam komposter masing-masing sebanyak 20 L dan dilakukan variasi penambahan tanpa bioaktivator dan dengan bioaktivator air lindi 0,5 L; 0,7 L; 0,9 L. Lama waktu pengomposan dilihat dari banyaknya reduksi bahan yang terjadi dan persentase tingkat reduksi yang terjadi pada akhir proses pengomposan pada komposter dengan penambahan lindi.